twitter

Pages

Rabu, 15 Januari 2020

Mahasiswa Belajar Food Technology Applications di Kitchen Graha Tristar Bersama Chef Rachma


Fluktuasi Harga Cabai sebagai Dampak Musim Hujan, Pelaku Usaha Sambal Ikan Asin Dituntut Bersikap Arif

FLUKTUASI harga cabai (cabai rawit maupun cabai merah besar) sebagai bahan baku utama pembuatan Sambal Ikan Asin belakangan ini, perlu disikapi secara arif oleh pelaku usaha termasuk mahasiswa Culinary Class Akpar Majapahit yang tertarik buka usaha sambal kemasan sendiri dalam skala rumahan (home industry).



Fakta menunjukkan bahwa harga cabai di pasaran belakangan ini trennya naik sebagai dampak dari musim hujan yang mulai terasa sejak pertengahan Desember 2019 lalu hingga beberapa bulan ke depan.

Situasi ini memang jadi catatan tersendiri bagi pelaku usaha karena sifat produk pertanian memang tergantung pada musim terkait supply & demand bahan baku. Pasalnya, fluktuasi harga cabai itu menentukan pada besarnya penetapan harga pokok produksi (HPP) dan harga eceran (retail) Sambal Ikan Asin, misalnya dibandrol Rp 20.000,- per botol kemasan kepada konsumen.

Informasi teraktual, harga cabai rawit (hot chili) di pasaran semula bermain pada kisaran Rp 35 ribuan per kilogram, sekarang merangkak naik menjadi Rp 45 ribuan. Sedangkan harga cabai merah besar (red chili) awalnya dibandrol Rp 40 ribuan per kilogram, kini mulai bergerak naik menjadi Rp 60 ribuan sekilogramnnya.

Hal itu disampaikan Dosen Pengajar Food Technology Applications Tristar Group, Chef Rachma Nur Devianti STP., M.MPar., dalam pengantarnya pada tata muka perdana, Senin (13/01/2020) siang, usai 18-an mahasiswa Culinary (C2) Akpar Majapahit terakreditasi A Kelas Siang libur panjang akhir tahun 2019 lalu.

Praktik masak membuat Sambal Ikan Asin itu dihelat di Kitchen Modern Graha Tristar Jl. Raya Jemursari No. 244 Surabaya, Senin (13/01/2020) siang. Sedangkan bahan yang dibutuhkan untuk membuat Sambal Ikan Asin antara lain salty fish, hot chili, red chili, shallot, garlic, shrimp cake, sugar, palm sugar, chicken powder, salt, MSG, tamarind, Na Metabisulfit, Potasium Sorbat dan cooking oil.

Untuk memudahkan pekerjaan di kitchen, 12 dari 18 mahasiswa yang hadir itu ditugasi Chef Rachma menyiapkan bahan membuat Sambal Ikan Asin, mulai memotong ikan asin seukuran dadu, menyiapkan bumbu dan membersihkan cabai (cabai rawit dan cabai merah).

Pekerjaaan selanjutnya mengulek sambal bersama bumbu dan bahan pendukungnya yang lain, lalu memasaknya dengan cooking oil –sambil sesekali melembutkan ikan asin tersebut dengan spatula (suthil, bahasa Jawa) -- sampai Sambal Ikan Asin itu masak sempurna.

Bagi penyuka pedas, maka Sambal Ikan Asin itu tinggal menambahkan beberapa hot chili (cabai rawit) sesuai kebutuhan. Selama praktik membuat Sambal Ikan Asin, yang dihelat pada Senin (13/01/2020) siang itu, perbandingan komposisi antara cabai rawit dan cabai merah besar (red chili) adalah 50 gram dengan 100 gram atau 1:2.

”Jadi kalau Anda ingin Sambal Ikan Asin rasanya lebih pedas lagi, maka rasionya tinggal ditingkatkan menjadi 1:1 atau cabai rawitnya tidak 50 gram melainkan 100 gram,” terang Chef Rachma, sapaan akrabnya.

Selain itu, lanjut Chef Rachma, ikan asin yang bisa dimanfaatkan untuk membuat Sambal Ikan Asin, tidak melulu jenis Ikan Jambal Roti, tetapi bisa juga menggunakan Ikan Teri, Ikan Klotok atau Ikan Peda, yang cukup melimpah di pasar tradisional.


”Sementara itu untuk menambah daya tahan Sambal Ikan Asin selama dalam penyimpanan, maka cooking oil yang dimasukkan ke dalam botol plastik kemasan bersama sambalnya harus lebih banyak. Dengan teknik itu maka Sambal Ikan Asin bisa tahan sampai satu bulan tanpa bahan pengawet makanan,” pungkasnya.

Anda tertarik aneka kegiatan mahasiswa Culinary Class dan ingin menjadi bagian dari civitas akademika Akpar Majapahit (Tristar Group), silakan datang langsung ke Graha Tristar Jl Raya Jemursari 244 Surabaya, Telp. (031) 8433224-25, 081 330 350 822, 0812 3375 2227 (WA) atau 0813 5786 6283 (WA), sekarang juga. (ahn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar