Fluktuasi Harga Cabai
sebagai Dampak Musim Hujan, Pelaku Usaha Sambal Ikan Asin Dituntut Bersikap Arif
FLUKTUASI harga
cabai (cabai rawit maupun cabai merah besar) sebagai bahan baku utama pembuatan
Sambal Ikan Asin belakangan ini, perlu
disikapi secara arif oleh pelaku usaha termasuk mahasiswa Culinary Class Akpar
Majapahit yang tertarik buka usaha sambal kemasan sendiri dalam skala rumahan (home industry).
Fakta
menunjukkan bahwa harga cabai di pasaran belakangan ini trennya naik sebagai
dampak dari musim hujan yang mulai terasa sejak pertengahan Desember 2019 lalu
hingga beberapa bulan ke depan.
Situasi
ini memang jadi catatan tersendiri bagi pelaku usaha karena sifat produk
pertanian memang tergantung pada musim terkait supply & demand bahan
baku. Pasalnya, fluktuasi harga cabai itu menentukan pada besarnya penetapan
harga pokok produksi (HPP) dan harga eceran (retail) Sambal Ikan Asin, misalnya dibandrol Rp 20.000,- per botol kemasan kepada konsumen.
Informasi
teraktual, harga cabai rawit (hot chili)
di pasaran semula bermain pada kisaran Rp 35 ribuan per kilogram, sekarang
merangkak naik menjadi Rp 45 ribuan. Sedangkan harga cabai merah besar (red chili) awalnya dibandrol Rp 40
ribuan per kilogram, kini mulai bergerak naik menjadi Rp 60 ribuan
sekilogramnnya.
Hal
itu disampaikan Dosen Pengajar Food Technology Applications Tristar
Group, Chef Rachma Nur Devianti STP., M.MPar., dalam pengantarnya pada
tata muka perdana, Senin (13/01/2020) siang, usai 18-an mahasiswa Culinary (C2) Akpar Majapahit terakreditasi
A Kelas Siang libur panjang akhir tahun 2019 lalu.
Praktik
masak membuat Sambal Ikan Asin itu dihelat
di Kitchen Modern Graha Tristar Jl. Raya
Jemursari No. 244 Surabaya, Senin (13/01/2020) siang. Sedangkan bahan yang dibutuhkan untuk membuat Sambal Ikan Asin antara lain salty fish,
hot chili, red chili, shallot, garlic, shrimp cake, sugar, palm sugar, chicken
powder, salt, MSG, tamarind, Na Metabisulfit, Potasium Sorbat dan cooking oil.
Untuk
memudahkan pekerjaan di kitchen, 12
dari 18 mahasiswa yang hadir itu ditugasi Chef
Rachma menyiapkan bahan membuat Sambal
Ikan Asin, mulai memotong ikan asin seukuran dadu, menyiapkan bumbu dan membersihkan
cabai (cabai rawit dan cabai merah).
Pekerjaaan
selanjutnya mengulek sambal bersama bumbu dan bahan pendukungnya yang lain, lalu
memasaknya dengan cooking oil –sambil
sesekali melembutkan ikan asin tersebut dengan spatula (suthil, bahasa Jawa) -- sampai Sambal
Ikan Asin itu masak sempurna.
Bagi
penyuka pedas, maka Sambal Ikan Asin itu
tinggal menambahkan beberapa hot chili
(cabai rawit) sesuai kebutuhan. Selama praktik membuat Sambal Ikan Asin, yang dihelat pada Senin (13/01/2020) siang itu, perbandingan
komposisi antara cabai rawit dan cabai merah besar (red chili) adalah 50 gram dengan 100 gram atau 1:2.
”Jadi
kalau Anda ingin Sambal Ikan Asin rasanya lebih pedas lagi, maka rasionya tinggal
ditingkatkan menjadi 1:1 atau cabai rawitnya tidak 50 gram melainkan 100 gram,”
terang Chef Rachma, sapaan akrabnya.
Selain
itu, lanjut Chef Rachma, ikan asin
yang bisa dimanfaatkan untuk membuat Sambal
Ikan Asin, tidak melulu jenis Ikan Jambal Roti, tetapi bisa juga
menggunakan Ikan Teri, Ikan Klotok atau Ikan Peda, yang cukup melimpah di pasar
tradisional.
”Sementara
itu untuk menambah daya tahan Sambal Ikan
Asin selama dalam penyimpanan, maka cooking
oil yang dimasukkan ke dalam botol plastik kemasan bersama sambalnya harus
lebih banyak. Dengan teknik itu maka Sambal
Ikan Asin bisa tahan sampai satu bulan tanpa bahan pengawet makanan,”
pungkasnya.
Anda
tertarik aneka kegiatan mahasiswa Culinary Class dan ingin menjadi bagian dari
civitas akademika Akpar Majapahit (Tristar Group), silakan datang langsung ke Graha Tristar Jl Raya Jemursari 244
Surabaya, Telp. (031) 8433224-25, 081 330 350 822, 0812 3375 2227 (WA) atau
0813 5786 6283 (WA), sekarang juga. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar