twitter

Pages

Rabu, 25 Juli 2018

Mahasiswa Belajar Statistik Perhotelan Bersama Head Chef Midtown Hotel Surabaya


Aplikasikan Statistik Perhotelan dan Praktiknya di Industri

Mahasiswa Akpar Majapahit Belajar Statistik Perhotelan Bersama Heru Atmadji, Head Chef Midtown Hotel 

SETELAH memperoleh pembelajaran di kelas dari Dosen Mata Kuliah Statistik Perhotelan Matftucha Dipl.Hot., SE, M.Par., sekarang giliran 20 mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Akpar Majapahit, belajar seputar sisik melik tentang Statistik Perhotelan di Midtown Hotel Jl. Basuki Rahmat No. 76 Surabaya, Senin (23/07/2018) pagi.


Kedatangan rombongan mahasiswa Akpar Majapahit  ke hotel bintang tiga yang berlokasi di pusat kota Surabaya, pagi itu, di dampingi dua dosen pembimbing yakni R. Paulus W. Soetrisno (Kaprodi D3 Perhotelan) dan Maftucha Dipl.Hot., SE, M.Par (Dosen Statistik Perhotelan).

Sebelum mengikuti acara inti Statistik Perhotelan, yang diperesentasikan Head Chef Midtown Hotel Surabaya  Heru Atmadji di Townhall Restaurant, 20 mahasiswa –dibagi dalam dua kelompok-- juga diberi kesempatan untuk mengikuti agenda tour hotel yang dipandu Andra (Sales & Marketing Manager) dan Busro (Sales Executive) Midtown Hotel Surabaya. 

Mereka antara lain showing layanan Front Office (FO), kamar hotel yang terdiri dari lima tipe kamar yakni Cool, Groovy, Splendid, Fabulous dan Marveklous, kemudian melihat penataan lunch buffet di Townhall Restaurant dan fasilitas Kitchen. Saat di dapur hotel tersebut, mahasiswa berdialog langsung tentang mekanisme kerja di kitchen dengan Head Chef Midtown Hotel Surabaya Heru Atmadji.

Sementara itu dalam presentasinya di hadapan mahasiswa D3 Perhotelan Akpar Majapahit seusai acara tour hotel, kemarin, Head Chef  Midtown Hotel Surabaya, Heru Atmadji menjelaskan gambaran umum tentang bisnis perhotelan dan sisik melik seputar profit centre & revenue centre, profit revenue, profit & lost, cost control, selling price, portion, food cost, harga pokok produksi (HPP), profit, tax & service charge hingga tingkat hunian kamar hotel (room occupancy).

Front Office (FO), Food & Beverage (F&B) dan Kitchen merupakan seksi pencetak uang dan menjadi andalan utama dalam pengelolaan hotel. Ketiga seksi itu menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan demi memposisikan diri sebagai profit centre & revenue centre.

Pasalnya, eksistensi bisnis hotel itu sumber pendapatan utamanya dari penjualan layanan kamar hotel (room revenue) dan F&B product revenue. Jika kamar hotel banyak terisi tamu dan imbasnya juga mendongkrak angka penjualan makanan dan minuman di restoran hotel tersebut.

Mengingat bisnis perhotelan itu fokus utamanya menjual kamar (room revenue) dan produk makanan minuman (F&B product revenue) sebagai sumber pendapatan, maka pelayanan terbaik sejak tamu datang untuk check in hingga check out untuk pulang meninggalkan hotel menjadi komitmen pengelola hotel dan jajaran karyawannya. 

”Tujuannya agar mereka terkesan dengan keramahtamahan pelayanan segenap kru hotel dari level GM hingga staf cleaning service. Jika tamu hotel itu puas oleh layanan kami, maka saya yakin mereka akan datang kembali untuk menginap di sini, Itu artinya ada pemasukan untuk pihak hotel,” kata chef asal Kediri itu di hadapan mahasiswa Akpar Majapahit.

Selain menjual kamar hotel (room) dan FB product sebagai sumber pendapatan (revenue) utama dari sebuah bisnis hotel, ada sumber pendapatan penunjang seperti jasa laundry, telephone, business centre, reflexion & relaxations, transportation dan revenue lain di luar kamar dan F&B.

Diakui Heru Atmadji, kerja di industri perhotelan memang tidak lepas dari angka-angka statistik.  Misalnya, seksi Food & Beverage Cost Control merupakan salah satu bagian dari Accounting Department di sebuah hotel. Accounting Department ini berperan sebagai partner kerja F&B Department yang mempunyai tugas utama menyajikan laporan operasional F&B Department yang berasal dari penggunaan barang-barang persediaan (inventory).

Ruang lingkup tugas-tugasnya adalah berorientasi pada upaya-upaya pengendalian biaya untuk setiap material yang digunakan melalui requisition. Aktivitas pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya dapat diarahkan pada tingkat yang dikehendaki baik volume maupun standard.

Pengertian pengendalian biaya di sini adalah pengendalian atas biaya-biaya yang  berhubungan dengan pemakaian barang/bahan terutama pada F&B Department, karena tingkat pemakaian yang cukup tinggi, daya tahan dan masa pemakaian barang/bahan makan terbatas (spoilage & expire date) serta tingkat harga yang  ber-fluctuation.

”Secara struktural, seksi Cost Control berada di bawah Financial Controller dan bertanggung jawab kepadanya. Selain itu ada istilah Cost Behavior. Faktor-faktor yang menentukan naik turunnya biaya, hal ini penting untuk diketahui sebagai dasar untuk melihat latar belakang biaya dan untuk menentukan selling price produk,” terang Chef Heru, sapaan akrabnya.

Menetapkan standard control adalah merupakan langkah awal di dalam pengendalian cost (biaya) dalam pengoperasian Food & Beverage (F&B) di sebuah Hotel. Standard Control berfungsi sebagai alat ukur dan acuan atau pedoman di dalam mengelola dan memonitor arus biaya.

Tujuannya untuk memudahkan management F&B mencapai sales dan dapat memperkecil risiko biaya tinggi sehingga tercapai profit tertentu sesuai budget atau anggaran yang telah ditetapkan.

Mengingat mahasiswa yang hadir di sini rata-rata sudah pernah belajar Pastry dan Culinary, maka ia mencontohkan Food Control System (FCS). Dalam FCS terdiri atas empat hal yang meliputi Standard Portion Size, Standard Recipe, Standard Purchase Specifications dan Standard Yield.

Standard Portion Size yaitu penetapan banyaknya barang dari setiap makanan yang dijual kepada pelanggan dengan harga tertentu dan harus ditentukan untuk semua jenis makanan.mulai appetizer, soup, main course sampai dessert-nya.

Sedangkan Standard Recipes yaitu rumusan yang sudah ditetapkan yang mencantumkan resep suatu masakan dengan jumlah komponen dari pemakaian bahan-bahan yang dipergunakan untuk membuat suatu jenis masakan yang disediakan di menu secara akurat.

Standard Recipe Card
Ø  Sebelum menentukan harga jual suatu jenis makanan atau minuman, dibuat rincian harga pokoknya terlebih dahulu. Perhitungan harga pokok dilakukan dengan mengisi Standard Recipe Card (SRC). SRC ini harus selalu diperbarui dari waktu ke waktu jika terdapat perubahan harga atas bahan pokok yang digunakan untuk pembuatan bahan makanan atau minuman tersebut, sehingga kita dapat menentukan natural selling price (harga jual yang ideal) dengan adanya perubahan harga pokok tersebut.
Ø  Namun sampai batas kenaikan harga pokok tertentu yang sekiranya tidak significant, SRC ini belum perlu untuk diperbarui. Karena, pada saat pembuatan yang pertama kalinya telah diperhitungkan adalah suatu margin untuk menutup kenaikan harga sampai taraf tertentu, misalnya 1% sampai 5%.
Ø  Pemeriksaan mendadak secara periodik setidaknya satu bulan sekali harus dilakukan oleh seksi cost control bekerja sama dengan Executive Chef & F&B Manager untuk melihat apakah standard portion dari suatu jenis makanan telah sesuai dengan recipe yang ada yang diberlakukan. Kelalaian dalam standard portion ini berakibat pada percentage biaya makanan & minuman yang merupakan tolok ukur untuk menilai efficiency dari F&B Department.

”Dengan mempelajari hal tersebut, maka Anda disebut seorang chef bila paham cost control karena Anda nanti bekerja sebagai tim bersama orang accounting. Kalau Anda tidak paham cost control, maka Anda hanya disebut tukang masak, bukan chef yang profesional,” ujarnya.

Oleh karena itu, sebelum Anda lulus dan nantinya berkarier di kitchen hotel sebagai seorang chef profesional, maka Anda juga wajib memperkuat pengetahuan seputar sisik melik Statistik Perhotelan dan harus bisa membaca angka-angka yang tersaji sebagai data statistik operasional hotel sejak di bangku kuliah. 

Anda tertarik dengan aneka kegiatan mahasiswa di kampus Akpar Majapahit, silakan menghubungi Divisi Marketing Akpar Majapahit Jl Raya Jemursari No. 244 Surabaya, Telp. (031) 8433224-25, 8480821-22, sekarang juga. (ahn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar