Catatan Perjalanan Mahasiswa Tristar Group ke Blitar
83 Mahasiswa Pastry Class Tristar Group Belajar Cara Pengolahan
Coklat di Kampung Coklat Kabupaten Blitar (Naskah ke-1, dari Dua Tulisan)
PADA akhir pekan lalu,
tepatnya Sabtu (02/03/2019) pagi, 83
mahasiswa Pastry Class Tristar Group –Tristar Jemursari, Tristar Kaliwaron
dan Tristar Manyar-- bersama enam dosen pembimbing yang dipimpin Chef Otje H. Wibowo SE, M.Par.,
mengikuti acara study tour ke Kampung
Coklat Desa Kademangan, Kabupaten Blitar.
Rombongan mahasiswa itu dibagi dalam dua unit
bus pariwisata, Bus pertama diisi 41 mahasiswa Pastry Class Tristar Manyar dan
Tristar Jemursari. Mereka di dampingi empat dosen pembimbing, yakni Chef
Otje H. Wibowo SE, M.Par., Chef
Laurentia Vivi S.Pd., M.MPar., Chef
Ita Suherlim dan Kaprodi D3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Akpar Majapahit (Tristar
Group) Dewi Marianah M.Par.
Sedangkan bus kedua mengangkut 42 mahasiswa
Pastry Class dari Tristar Jemursari dan Tristar Kaliwaron.Mereka dikawal tiga
dosen pembimbing, yakni Chef Renny Savitri M.Par., Chef Kristian Faskahariyanto M.MPar., Chef Fitri Sinthyadewi SE, Yarin Kitty (Staf
Karyawan) dan dua orang kru dari Multimedia Tristar Group.
Sebagai tour
leader-nya, pihak Panitia Blitar Tour
2019 mempercayakan kepada lima mahasiswa D3 Prodi UPW Akpar Majapahit (Tristar
Group), yakni Sheila Dionita, Tasya
Novita Iskandar, Nurul Hamidah (Semester V) serta Puspita Ayu dan Siti Nur Annisa (Semester III).
Tugas tour
leader itu selain menyiapkan Itinerary
berupa run down kegiatan sejak awal
keberangkatan hingga kepulangan peserta Blitar
Tour 2019 kembali ke kampus, juga memastikan bahwa acara yang telah disusun
berjalan sesuai rencana.
Mereka juga menyiapkan spanduk yang bertuliskan ”Studi
Banding Mahasiswa Akpar Majapahit (Tristar Group), 02 Maret 2019” serta mengurusi
semua pernak-pernik acara tur tersebut mulai transportasi, konsumsi hingga
berkoordinasi dengan perwakilan dari Kampung Coklat Desa Kademangan Blitar hingga
hari H acara.
Perjalanan melalui jalur darat dari Kampus
Akpar Majapahit, Gedung Graha Tristar Jl. Raya Jemursari No. 244 Surabaya ke Kampung
Coklat, Desa Kademangan, Kabupaten Blitar memakan waktu sekitar empat jam. Rombongan
mahasiswa itu berangkat sekitar pukul 07.15 dan tiba di tempat tujuan sekitar
pukul 11.15 WIB.
Sesampai di tempat tujuan, rombongan
mahasiswa Tristar Group yang dipimpin Chef
Otje H. Wibowo itu disambut oleh H.
Mustaqim (Direktur & Humas Kampung
Coklat), Chef Imam Bachrawi (Pakar Percoklatan),
Risa Za’afis S. dan Vina Urfah (Instruktur Cooking Class) di Ruang
Pertemuan Kampung Coklat.
Sebelum mengikuti forum diskusi bersama unsur
pimpinan Kampung Coklat, rombongan mahasiswa
Pastry Class Tristar Group itu lebih dulu diajak keliling area Kampung Coklat,
mulai melihat fasilitas pembibitan tanaman coklat (Theobroma Cacao Linn.),
untuk percontohan kepada pengunjung.
Benih coklat untuk bibit tanaman diperoleh
dari hasil fementasi buah coklat yang sudah matang guna menghilangkan daging
buahnya..Sedangkan biji-biji coklat yang lainnya dikeringkan di lantai
penjemuran, sebelum diproses lebih lanjut menjadi bubuk coklat (penanganan
pascapanen).
Tanaman coklat –jenis coklat intermediet-- yang
berusia empat tahun sejak pembibitan sudah mulai belajar berbuah. Usia
produktif tanaman coklat bisa sampai 25 tahun, sedangkan di atas usia
produktifnya, maka produksi buah coklat (panen) semakin turun. Oleh karena itu,
upaya peremajaan tanaman coklat pun sudah mendesak untuk dilakukan demi menjaga
kesinambungan produksi.
Di ruang Cooking
Class, 83 mahasiswa Pastry Class dan dosen pembimbing –dibagi dua sesi-- juga
ditunjukkan perbedaan antara Coklat Original,
White Chocolate dan Dark Chocolate oleh Risa Za’afis dan
asistennya Vina Urfah. Untuk membuat Coklat Original
bahannya terdiri dari bubuk coklat, gula pasir, susu bubuk, lemak coklat, soya lecithin (ekstrak biji kedelai).
Sedangkan untuk membuat White Chocolate, bahan dasarnya meliputi gula pasir, susu bubuk,
lemak coklat dan soya lecithin tanpa
ditambahkan bubuk coklat sehingga warnanya bukan lagi coklat melainkan putih. ”Untuk
menghasilkan White Chocolate, kami
menggunakan mesin Boolmill.” kata Risa
kepada kru www.culinarynews,info di
sela-sela acara menghias permen coklat berbentuk hati (love).
Berbeda dengan Coklat Original dan White Chocolate,
kalau Dark Chocolate bahannya 100
persen bubuk coklat murni sehingga rasanya agak pahit, sedangkan Coklat
Original kadar coklatnya sekitar 67 persen maka coklat ini masih berasa manis.
Untuk bisa eksis sampai saat ini, pengelola
Kampung Coklat juga melibatkan warga sekitar guna mengisi stand kuliner (makanan dan minuman) yang disediakan pihak
pengelola. Stand kuliner itu untuk
memenuhi kebutuhan pengunjung yang datang dari luar kota bahkan luar Jawa. Pasalnya,
pada hari biasa jumlah pengunjung rata-rata sekitar 1.500 per hari, namun pada
Hari Besar (Liburan) pengunjung Kampung Coklat bisa mencapai 10.000 orang.
.
Tak terasa agenda keliling area Kampung
Coklat dan acara Cooking Class yang memakan waktu 1,5 jam harus berakhir, karena sudah
waktunya Ishoma (Istirahat, Sholat
dan Makan Siang), sesuai Itinerary
yang telah disusun oleh pihak Panitia Blitar
Tour 2019.
Khusus untuk jatah makan siang, setiap peserta
Blitar Tour 2019 berhak mendapatkan
satu rice box, yang isinya terdiri
dari nasi putih, sambal goreng kentang, ca buncis + wortel, ayam bakar bumbu
bali + sambal terasi, buah iris dan satu cup mineral water.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar