Belajar
Bisnis Franchise Bersama Chef Anastasia S.TP.
Mahasiswa
D3 Prodi Perhotelan Akpar Majapahit Presentasikan ’Business Plan’ dan Diuji
Buat Menu Franchise
SESUDAH
dibekali
teori seputar sisik melik bisnis franchise
dan praktik membuat empat resep menu franchise
selama empat kali pertemuan, maka pada tatap muka hari terakhir, 15-an mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Akpar
Majapahit Gelombang II diuji membuat satu menu franchise hasil kreasi mereka sendiri sekaligus mempresentasikan
proposal business plan-nya di hadapan
dosen penguji di Lab. Praktik Culinary Tristar
Institute Jl. Raya Jemursari No. 234 Surabaya, Senin (11/09/2017) siang.
Untuk memudahkan pekerjaan
di dapur, 15 mahasiswa D3 Prodi Perhotelan Akpar Majapahit (Gelombang II),
dibagi dalam empat tim masing-masing beranggotakan 3-5 orang mahasiswa. Kelompok
1 anggotanya terdiri dari Shinta Devi
Masitoh, Vira Meyliana Leonard, Givary Madagaskar dan Bonaventura Jemmy H.S.
Kelompok 2 personelnya
meliputi Teguh Budi Prakoso, Anisa
Maharani dan Carolus William Sie, sedangkan anggota Kelompok 3 adalah Sella
Ariani, Stevani Weriawan, Natalia Fransisca dan Ifa Yasmine. Sementara itu,
Kelompok 4 beranggotakan Moch. Reza
Faizandy, Ani Triwahyuni, Ariefiana Nur Afifah dan Shinty Dewi.
Pada ujian praktik membuat
menu franchise hasil kreasinya
sendiri, masing-masing tim diberi modal @ Rp 100.000,- oleh chef Anastasia S.TP., untuk belanja bahan
dan bumbu sesuai menu masakan yang akan diolah jadi makanan yang dikemas ala franchise di Laboratorium Praktik
Culinary Tristar Institute Jemursari.
Kelompok 1 yang diketuai Vrra
Meyliana Leonard membuat rmakanan andalannya Chicken Sandwich, yakni irisan roti tawar diisi daging suwir yang sudah
dibumbui, ditambahkan daun selada dan irisan buah tomat kemudian ditutup lagi dengan
roti tawar.
”Untuk penyajian Chicken
Sandwich hasil kreasi Kelompok 1 menggunakan kertas khusus seperti yang biasa
diaplikasikan pada penyajian makanan ala foodtruck,”
ujar Vira Meyliana Leonard kepada kru www.culinarynews.info,
kemarin siang.
Dengan modal Rp 100.000 dari
penguji, Kelompok 1 belanja bahan dan bumbu untuk memproduksi tujuh pack (ukuran @ 150 gram) biayanya
sekitar Rp 84.000-an. Dengan
mengasumsikan keuntungan 50 persen (Rp 42.000,-) dari biaya pembelian bahan dan
bumbu, maka harga per pack-nya
dibandrol Rp 16.000-an.
”Biaya produksi tersebut sudah
memasukkan biaya pengadaan alat seperti kompor, pisau, penggorengan, elpiji dan
peralatan masak sederhana yang lainnya,” kata Vira di hadapan dosen penguji,
ketika mempresentasikan proposal business
plan-nya.
Selanjutnya giliran Carolus
William Sie, ketua Kelompok 2 yang maju untuk mempresentasikan proposal business plan-nya. Di hadapan dosen
penguji, William menerangkan, dia bersama anggota Kelompok 2 yang lain all out menyiapkan resep franchise unggulannya Bakso Tahu, dengan sauce rasa pedas level 1.
Sebelum maju presentasi, Kelompok
2 sudah bekerja mulai belanja bahan dan bumbu dengan modal Rp 100.000,- yang
disediakan pihak kampus hingga mengolahnya menjadi kreasi masakan baru yang
layak untuk di-franchise-kan.
Dengan modal tersebut, Kelompok
2 mampu memproduksi Bakso Tahu 8 pack
per hari dengan biaya produksi sekitar Rp 64.000,- + 10 persen (diasumsikan
biaya keseluruhan termasuk pengadaan alat masak sederhana), maka total biaya
produksi menjadi Rp 70.400,-
”Jika diasumsikan keuntungan
usaha 20 persen dari biaya produksi = Rp 16.000,- maka harga jual Bakso Tahu
per pack-nya (isi 4 buah) jatuh pada
kisaran Rp 10.000-an. Bakso Tahu yang kami produksi proses pengerjaannya
sekitar 45-60 menitan,” terang William.
Pekerjaan di dapur itu mulai
menyiapkan daging sapi dan bumbunya, kemudian bahan itu di-blender dengan food processor
untuk membuat isiannya. Tahu –sudah dibeli dalam keadaan matang—lalu diisi bumbu
bakso selanjutnya digoreng (waktunya sekitar 40 menitan) dan pekerjaan finishing (memasukkan Bakso Tahu ke
dalam kemasannya) 15-20 menitan.
Giliran Kelompok 3 yang
tampil dan maju di depan kelas untuk mempresentasikan proposal business plan-nya di hadapan dosen
penguji, chef Anastasia. Selain
presentasi, anggota Kelompok 3 juga menyiapkan masakan yang bisa diwaralabakan,
yakni Poke Ball Rambutan.
Bahan membuat Poke Ball Rambutan
terdiri dari daging ayam, udang dan bumbu kemudian di-blender. Bahan itu kemudian dibuat bulat-bulat kemudian ditaburi
kulit siomay. Selanjutnya Poke Ball Rambutan tersebut digoreng.
Untuk penyajiannya supaya
citarasanya semakin nendang,
dilengkapi dengan sauce rasa pedas
level 1 yang sedah disiapkan sebelumnya oleh anggota Kelompok 3. Poke Ball
Rambutan dijual Rp 12.000 per pack
isi tiga biji atau Rp 4.000 per buahnya.
Mengingat bahannya termasuk
istimewa, menggunakan daging ayam bagian dadanya dan udang, wajar jika produk
kami ini dibandrol Rp 12.000 per pack.
Kami juga membidik keuntungan bersih hingga 50 persen dari harga jualnya,”
tandas Stevani, ketua Kelompok 3 kepada kru www.culinarynews.info, kemarin siang.
Sementara itu, Kelompok 4
yang diketuai Moch. Reza Faizandy menyodorkan menu franchise hasil kreasinya yang diberi nama Chicken Moza. Dalam kesempatan itu mereka juga diberi waktu untuk
mempresentasikan proposal business plan-nya
di hadapan dosen penguji.
Dengan modal Rp 100.000 dari
dosen penguji, pihaknya membelanjakan uang itu untuk membeli bahan-bahan dan
bumbu membuat Chicken Moza, seperti daging ayam, keju mozzarella, creppes untuk kulitnya dan bahan
pelengkap yang lain.
Satu resep menu Chicken
Moza, bisa menghasilkan 10 biji. Setelah
melalui proses pengolahan hingga kreasi masakan yang bisa diwaralabakan itu siap
disajikan, maka pihaknya mematok harga jual Rp 7.000 per pack-nya (isinya hanya satu). Jika dagangan ini laku semua berarti
pihaknya mengantongi pendapatan kotor Rp 70 ribuan.
”Dengan biaya produksi (10
biji Chicken Moza) sekitar Rp 46.750, maka keuntungan bersih yang ditangguk
sekitar Rp 23.250, maka keuntungan dari
penjualan per bijinya adalah Rp 2.325,” terang Reza seraya menambahkan, bahan untuk
membuat Chicken Moza yang relatif mahal harganya adalah keju mozzarella dan
daging (dada) ayam.
Untuk
informasi lebih lanjut seputar perkuliahan bisnis franchise dan segala sisik meliknya, Anda bisa menghubungi Tim Marketing Tristar Institute cq Akademi
Pariwisata Akpar Majapahit Jl Raya
Jemursari No. 244 Surabaya Telp. (031) 8433224-25, sekarang
juga. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar